BI Minta Pesantren Go Digital Perluas Pangsa Pasar Industri Syariah

Ekonomi & Bisnis

News / Ekonomi & Bisnis

BI Minta Pesantren Go Digital Perluas Pangsa Pasar Industri Syariah

BI Minta Pesantren Go Digital Perluas Pangsa Pasar Industri Syariah

KEPONEWS.COM - BI Minta Pesantren Go Digital Perluas Pangsa Pasar Industri Syariah JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mendorong seluruh pesantren Indonesia bisa memanfaatkan perkembangan teknologi dalam memasarkan produk di unit usahanya alias go digital. Mengingat, Indonesia merupakan p...

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mendorong seluruh pesantren Indonesia bisa memanfaatkan perkembangan teknologi dalam memasarkan produk di unit usahanya alias go digital. Mengingat, Indonesia merupakan pasar yang besar untuk produk-produk syariah.

Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo menyatakan, pada masa kini digitalisasi telah menyebabkan perubahan besar di banyak sekali aspek kehidupan, mulai dari komunikasi, hubungan sosial, hingga kepada perilaku ekonomi. Oleh alasannya adalah itu, pesantren harus bisa mengambil peluang dari perubahan tersebut.

Mengenal 8 Pahlawan yang Ada di Uang Kertas Rupiah

"Pentingnya peran dari pesantren untuk bisa memanfaatkan teknologi dan berita dengan baik, terutama memasuki era yang sudah serba digital seperti sekarang," katanya dalam acara Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2019 di JCC Senayan, Jakarta, Selasa (12/11/2019).

Potensi pasar yang besar melalui digitalisasi, tercermin dari total populasi Indonesia yang sekitar 268 juta jiwa penduduk. Di mana sebanyak 56% di antaranya, atau 150 juta orang merupakan pengguna internet aktif.

bank indonesia

Dari 150 juta orang tersebut, sebanyak 91% memakai smartphone dan lebih dari 10% sudah rajin memanfaatkannya untuk transaksi secara online. Bahkan, pada salah salah satu riset memprediksi bila market size ekonomi digital Indonesia pada akhir tahun 2019 akan mencapai USD40 miliar atau setara Rp560 triliun.

"Kemudian pada tahun 2025 ekonomi digital Indonesia berpotensi mencapai USD100 miliar atau Rp1.400 triliun," jelasnya.

(kmj.-)

Comments