Berhenti Sebar Foto Korban Perampokan Sadis di Pulomas

Kesehatan

Life & Style / Kesehatan

Berhenti Sebar Foto Korban Perampokan Sadis di Pulomas

Berhenti Sebar Foto Korban Perampokan Sadis di Pulomas

KEPONEWS.COM - Berhenti Sebar Foto Korban Perampokan Sadis di Pulomas Berita perampokan sadis di Pulomas bisa bikin semua orang jadi paranoid (parno). Orang-orang yang tidak berhubungan langsung dengan para korban bisa saja mengalami kepanikan akibat "dibombardir" denga...

Berita perampokan sadis di Pulomas bisa bikin semua orang jadi paranoid (parno). Orang-orang yang tidak berhubungan langsung dengan para korban bisa saja mengalami kepanikan akibat "dibombardir" dengan berita perampokan Pulomas yang menewaskan enam penghuni rumah.

Tidak hanya pemberitaan di media, kepanikan dapat muncul akibat melihat foto-foto korban perampokan sadis di Pulomas yang tersebar di beberapa grup BBM dan aplikasi chat lainnya.

Pengirim foto-foto itu tidak berpikir dampak ke depan sebelum mengirim sebuah gambar yang tidak sepatutnya untuk dibagikan.

Dr Ari Fahrial Syam, Praktisi Kesehatan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (FKUI-RSCM), mengatakan, selain keluarga terdekat korban yang bakal mengalami stres karena kehilangan mendadak orang-orang yang dicintai menjadi stresor yang sangat berat, orang lain yang tidak memiliki hubungan apa-apa bisa juga mengalami hal serupa.

Sebab, orang-orang akan berpikir, rumah dengan pagar tinggi dan dilengkapi CCTV saja tidak luput dari kejaran pembunuh, apalagi rumah dengan pagar rendah atau tanpa pagar?

"Jadi memang segala sesuatu bisa saja terjadi. Bagaimana pun kita tetap selalu waspada, tidak boleh merasa cemas berlebihan, karena kejahatan bisa terjadi di mana saja dan kapan saja," kata Ari dikutip dari keterangan pers yang diterima Health Liputan6.com pada Rabu (28/12/2016)

Berdasarkan pengalaman klinisnya, pasien dengan penyakit lambung akan mengalami kekambuhan dan dada terasa sesak begitu mendengar ada tetangga yang meninggal dunia secara mendadak.

Bahkan, mendengar atau membaca tentang pembunuhan keji seperti perampokan sadis di Pulomas bisa menjadi pencetus pada pasien-pasien tersebut. Sekali pun tidak punya hubungan apa-apa dengan yang menjadi korban.

"Oleh karena itu, saya memprediksi, kasus pembunuhan di Pulomas apabila terus diberitakan, apalagi kondisi gambar korban terus di-share ke media sosial, bisa menjadi pencetus terjadinya kecemasan pada seseorang yang memang sebelumnya sudah mempunyai gangguan kecemasan tersebut," kata Ari.

Menurut Ari, kondisi kecemasan yang terjadi dapat mencetuskan berbagai gangguan kesehatan seperti tangan berkeringat, sakit kepala, jantung berdebar-debar, tengkuk terasa sakit atau napas terasa sesak.

"Jika memang sudah ada masalah di lambung, sakit lambung bisa saja kambuh," kata Ari.

Ari melanjutkan, jika seseorang punya hipertensi kecemasan, bisa membuat tekanan darahnya naik. Pada pasien kencing manis, bisa saja gula darahnya menjadi tidak terkontrol. Begitu pula pada pasien penyakit asma dan pasien dengan riwayat eksim.

"Sekali lagi, kecemasan dapat menimbulkan berbagai permasalahan kesehatan," kata Ari menekankan.

Peristiwa perampokan sadis Pulomas yang menewaskan enam orang bisa menjadi stres tersendiri, baik untuk keluarga dekat maupun orang lain yang mendengar pemberitaan sadis tersebut.

Berhenti Sebar Foto Korban Perampokan Sadis di Pulomas

Comments