PENYAKIT Paru Obstruktif Kronis (PPOK) merupakan penyakit yang terjadi karena penurunan fungsi paru yang kronis. Penyakit ini ditandai dengan gejala sesak napas yang terus menerus. Umumnya penyakit ini muncul pada usia 40 tahun ke atas.
Lantas apa sih bedanya gejala sesak napas PPOK dan sesak napas lainnya?
Anggota Kelompok Kerja Asma dan PPOK, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dr Triya Damayanti, Ph.D, Sp. P(K), memaparkan, sesak napas pada PPOK keluhan sesak napasnya tidak dipengaruhi oleh cuaca dan terjadi terus menerus sepanjang hari.
"Pada periode tertentu semakin sesak, produksi dahaknya sering dan batuk. Akhirnya di satu titik ketika gejalanya mencuat dari hari-hari berikutnya, itulah kondisi eksaserbasi. Eksaserbasi itu dia (pasien) sedang ada perburukan gejala," ujar dr Triya saat ditemui dalam acara Hari Peringatan PPOK 2023 yang dilaksanakan oleh GSK dan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) di Area CFD, baru-baru ini.
Dokter Triya menambahkan sesak napas dari PPOK dan penyakit paru lainnya berbeda. Alasannya adalah PPOK hanya sesak napas disertai batuk, dan dahak saja.
"Kalau pneumonia ini ada demam, PPOK nggak ada, tuberkulosis kadang batuk darah, PPOK nggak ada. Kalau asma sesaknya di waktu tertentu, terutama jelang Subuh sampai pagi hari, karena penyempitan saluran napas sesak. Kalau siang sudah normal. Pada pasien ppok terjadi sepanjang hari," bebernya.
Follow Isu Okezone di Google News
Comments