Atasi Kekeringan di Sulsel, PUPR Bangun Bendungan Besar Karalloe

Spots & Destinasi

Travel / Spots & Destinasi

Atasi Kekeringan di Sulsel, PUPR Bangun Bendungan Besar Karalloe

Atasi Kekeringan di Sulsel, PUPR Bangun Bendungan Besar Karalloe

KEPONEWS.COM - Atasi Kekeringan di Sulsel, PUPR Bangun Bendungan Besar Karalloe Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat terus menggenjot Proyek Strategis Nasional atau PSN pada tahun ini. Salah satunya ialah proyek bendungan Karalloe yang ada di Kabupaten Gowa, Sulawesi S...

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat terus menggenjot Proyek Strategis Nasional atau PSN pada tahun ini. Salah satunya ialah proyek bendungan Karalloe yang ada di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

Proyek bendungan raksasa yang berada di 137 km arah tenggara Kota Makassar ini diharapkan dapat mengatasi kekeringan yang kerap terjadi di Wilayah Sulawasi Selatan, khususnya Kabupaten Gowa dan Jeneponto.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Bendungan Karalloe Kementerian PUPR, Muklisun memaparkan proyek bendungan Karalloe saat ini untuk progres keseluruhannya telah mencapai 50 persen.

Proyek PSN ini, lanjut dia, terbagi dalam dua paket pengerjaan yang sudah ditandatangani semenjak 2013. Di mana pada paket satu realisasi fisik telah mencapai 79,9 persen dan paket dua realisasi fisik mencapai 25,2 persen.

"Pada paket satu nilai kontraknya Rp569 miliar dan dimulai semenjak 2013, lalu paket dua nilai kontraknya Rp657,8 miliar semenjak 2018," jelas Muklisun kepada VIVA.

Bangunan Intake di Bendungan Karalloe, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono saat meresmikan bendungan di Jawa Tengah.

Soal Ibu Kota Baru, Menteri PUPR Sebut Kalimantan Paling 'Clear'

Presiden Joko Widodo

Bangun 49 Bendungan di Seluruh Indonesia, Jokowi: Baru 20 Persen

Presiden Joko Widodo di Bendungan Gondang, Karanganyar, Jawa Tengah.

Jokowi: Bendungan Gondang Mengairi 4.680 Hektare Sawah Dua Kabupaten

Ia mengungkapkan, bendungan Karalloe mempunyai enam manfaat ke masyarakat yaitu untuk irigasi yang mengairi 7.004 hektare lahan persawahan, air baku 440 liter per detik, PLTA 4,5 MW, pengendalian banjir, konservasi sumber daya air dan pariwisata.

Selain itu, dalam proyek ini Kementerian PUPR membutuhkan lahan sebanyak 230,59 hektare yang hingga 9 Mei 2019 masih tersisa sebanyak 14 hektare lahan lagi untuk bisa dibebaskan.

Adapun hambatan dari pembangunan proyek ini, Muklisun mengungkapkan adanya resistensi masyarakat untuk memberikan sejumlah lahannya, hingga terjadinya banjir besar yang melanda wilayah proyek pada Januari 2019.

"Saat banjir Januari 2019 kami kena dampak besar karena debit air hujan luar biasa. Akibatnya, proyek terkena limpasan air dan sempat merusak bangunan proyek, hingga membutuhkan pembersihan selama empat bulan," ujarnya. (ben)

Comments