Alasan minuman fermentasi asli Indonesia kurang populer di Tanah Air

Kepo Stories

Ragam / Kepo Stories

Alasan minuman fermentasi asli Indonesia kurang populer di Tanah Air

Alasan minuman fermentasi asli Indonesia kurang populer di Tanah Air

KEPONEWS.COM - Alasan minuman fermentasi asli Indonesia kurang populer di Tanah Air Kalau bicara soal minuman beralkohol, pasti kita tak asing dengan Sake, Wine, dan masih banyak lagi. Apa kamu tahu kalau Indonesia juga mempunyai minuman fermentasi beralkohol?Budaya Indonesia memang...

Kalau bicara soal minuman beralkohol, pasti kita tak asing dengan Sake, Wine, dan masih banyak lagi. Apa kamu tahu kalau Indonesia juga mempunyai minuman fermentasi beralkohol?

Budaya Indonesia memang sangat beragam. Salah satu bukti dari kekayaan budaya merupakan minuman fermentasi yang diciptakan oleh para leluhur bangsa Indonesia. Salah satu contohnya di Bali. Minuman fermentasi yang paling terkenal merupakan Minuman beralkohol Bali. Minuman beralkohol Bali berasal dari fermentasi buah dan batang pohon lontar.

Menurut perwakilan Komunitas Jalansutra Harry Nazarudin, bila ditilik dari sejarahnya, minuman dan teknologi fermentasi di Indonesia berasal dari dua arah. Pertama ialah migrasi manusia purba ke Indonesia yang membawa ragi dan bibit pohon aren. Kedua, berasal dari alam Indonesia yang memberi teknologi fermentasi yang khas seperti yang terjadi pada tape ketan.

"Hal ini berarti minuman fermentasi merupakan warisan budaya yang harus dilestarikan dan juga sangat berpotensi menjadi ikon Indonesia yang berdaya tarik internasional," ucapnya.

Sayangnya, minuman Bir Bali tak begitu banyak diminati oleh kebanyakan orang Indonesia dibanding minuman lain seperti Sake yang berasal dari Jepang.

"Kita udah terlalu bangga dengan produk (fermentasi) asing, saya pernah jalan ke luar (negeri) terus saya blind testing dengan fermentasi (luar dan lokal) dia (bule) lebih suka produk ini (fermentasi lokal)," ujar Pengrajin Bir Bali, Nyoman Nadiana saat ditemui media dalam acara Pesona Minuman Fermentasi Nusantara di Jakarta, Selasa (25/6).

Nyoman mengatakan banyak sekali tantangan yang harus dihadapi oleh para pengrajin agar minuman fermentasi ini bisa terkenal diseluruh dunia.

"Intinya kita harus bangga dengan standarisasi yang alami tanpa ada embel-embel oplos bahan kimia," tegasnya.

Kendala lainnya ialah banyak petani lontar yang masih memakai mesin manual.
"Packaging, higienitas, dan sanitasi harus diperhatikan. Selain itu pengambilan air tuak harus safety, semua harus pakai alat," pungkasnya.

Sementara itu, dalam acara Pesona Minuman Fermentasi Nusantara, Universitas Podomoro juga menyelenggarakan cocktail competition dengan memakai minumam fermentasi sebagai bahan campuran. Beberapa minuman cocktail yang diperkenalkan seperti sopiqila, minuman yang dibuat sebagai tequila namun memakai sopi sebagai bahan dan minuman beralkohol attack, minuman yang dibuat seperti sunset cocktail, perpaduan antara bir dan jus jeruk.

"Dalam rangka melestarikan budaya Indonesia, kami berkomitmen untuk memasukan minuman fermentasi sebagai bagian dari kurikulum kuliah usaha perhotelan," ucap Dekan Fakultas Sosial Universitas Podomoro, Dea Prasetyawati.

RECOMMENDED Alasan minuman fermentasi asli Indonesia kurang populer di Tanah Air

Comments