Aktivis Hewan Dituduh Bayar Rekaman Ekspor Ternak Hidup Australia

Internasional

News / Internasional

Aktivis Hewan Dituduh Bayar Rekaman Ekspor Ternak Hidup Australia

Aktivis Hewan Dituduh Bayar Rekaman Ekspor Ternak Hidup Australia

KEPONEWS.COM - Aktivis Hewan Dituduh Bayar Rekaman Ekspor Ternak Hidup Australia Pemerintah Australia akan memeriksa sangkaan baru wacana cara rekaman diperoleh dan digunakan dalam kampanye aktivis untuk menghentikan perdagangan ekspor ternak hidup. Penjabat sementara Perdana Ment...

Pemerintah Australia akan memeriksa sangkaan baru wacana cara rekaman diperoleh dan digunakan dalam kampanye aktivis untuk menghentikan perdagangan ekspor ternak hidup.

Penjabat sementara Perdana Menteri Australia, Michael McCormack, mengatakan tuduhan di koran-koran besar bahwa rekaman dari kapal ternak hidup dibayar sungguh "mengerikan", tetapi mengatakan ia tidak tahu apakah ada kebenaran di balik klaim itu.

"Pemerintahan kami akan menyelidikinya, tentu saja, tapi apa yang ingin kami lakukan merupakan terus bekerja dan terus memastikan (industri) ekspor ternak hidup punya masa depan," kata McCormack.

Harian The Daily Telegraph dan The Australian West menerbitkan tuduhan itu pada hari Kamis (17/1/2018), menyebut bahwa rekaman yang memperlihatkan domba dalam kondisi tertekan dibayar oleh sejumlah aktivis hewan sebagai bagian dari kampanye untuk melarang perdagangan itu.

ABC belum memverifikasi klaim itu atau menghubungi pelapor, Fazal Ullah, wacana kebenarannya.

"Video atau berita apapun yang menimbulkan pemicu potensial untuk melakukan hal yang salah seharusnya, dalam kondisi apapun, tak diperjual belikan."

"Ini berlaku di semua industri dan semua pihak."

"Animals Australia perlu mengklarifikasi isu seputar pembayaran dan menangani masalah yang diajukan segera."

Membela pelapor

Animals Australia telah membela pelapor yang mengungkap rekaman dari sebuah kapal ekspor ternak hidup yang menjadi perhatian nasional signifikan terhadap kampanye mereka untuk melarang ekspor ternak hidup.

Dalam sebuah pernyataan kepada ABC, kelompok ini menyebutkan:

"Bukti tak terbantahkan perihal penganiayaan hewan yang diperoleh pelapor Fazal Ullah dikuatkan oleh pekerja lain dari Awassi Express yang sama-sama prihatin dengan penderitaan hewan di kapal," katanya.

"Bukti penderitaan luar biasa di lima pelayaran, yang dikonfirmasi dalam Laporan Dokter Hewan End of Voyage, diterima oleh sejumlah asosiasi industri dan regulator Pemerintah."

Pada hari Kamis (18/1/2019), Animals Australia mengatakan tidak akan mengomentari masalah ini sementara investigasi peradilan pidana sedang berlangsung.

"Kami menyimpan semua hak kami sehubungan dengan tuduhan yang dibuat, pencemaran nama baik atau sebaliknya," kata mereka.

Dalam pernyataan selanjutnya, kelompok itu mengatakan: "Tak ada upaya yang bisa menutupi perilaku eksportir ini atau mengubur bangkai domba yang kematiannya harus mereka pertanggung jawabkan."

"Animals Australia membela bukti yang diberikan dan akan terus bekerja sama dengan regulator dan otoritas terkait sebagaimana dipersyaratkan."

Seorang juru bicara eksportir Emanuel Exports mengatakan pihaknya "mendorong siapapun dengan bukti seperti apa yang dilaporkan di surat kabar untuk segera membawa masalah itu ke pihak yang berwenang ".

Peternak minta tinjauan

Asosiasi Pastoralists and Graziers serta Peternak Australia Barat menuntut penyelidikan wacana bagaimana rekaman, yang digunakan dalam kampanye untuk mengakhiri ekspor ternak hidup, itu diperoleh.

Menyusul tuduhan yang diterbitkan oleh surat kabar, presiden Peternak Australia Barat, Tony York, mengatakan jikalau rekaman dibuat dalam upaya untuk menyesatkan publik, hal itu mendiskreditkan organisasi yang memakai rekaman itu.

"Industri peternakan telah menginvestasikan sejumlah besar waktu, upaya, dan uang untuk memastikan standar kesejahteraan hewan terbaik memungkinkan bagi semua hewan yang memasuki perdagangan ekspor ternak hidup," katanya.

"Melanggar kesejahteraan hewan bisa dikenakan hukuman, seperti suap."

Kapal Awassi Express berada di tengah sorotan dugaan kesejahteraan ternak hidup pada bulan April tahun lalu.
Kapal Awassi Express berada di tengah sorotan sangkaan kesejahteraan ternak hidup pada bulan April tahun lalu.

image_title

Bandara Sydney Tunda Penerbangan karena Kekurangan Staf

image_title

Anjing Cerdas Bantu Saksi Lewati Proses Sidang Penuh Tekanan

image_title

Mencekam, Lokasi Tewasnya Mahasiswi Cantik Israel Dibanjiri Polisi

ABC News: Nicolas Perpitch

Federasi Peternak Nasional Australia juga menyatakan keprihatinan terkait kampanye Animals Australia.

Dinilai tak penuhi standar

Juru bicara Partai Buruh bidang agrikultur, Joel Fitzgibbon, mengatakan laporan surat kabar itu menimbulkan pertanyaan "yang harus dijawab", tetapi mempertahankan dukungan Oposisi untuk menghapuskan perdagangan tersebut.

"Tiga laporan yang dikeluarkan oleh Pemerintah sekarang telah menemukan kegagalan sistemik dalam perdagangan ekspor domba hidup, baik secara ... perilaku dan peraturan," kata Fitzgibbon.

"Sains-nya sangat, sangat jelas bahwa industri ini tak bisa memenuhi standar wajar masyarakat dan kesejahteraan hewan berdasarkan ilmu pengetahuan."

Berbicara secara umum, Senator Partai Hijau Australia, Jordon Steele-John, mengatakan ia tak mempunyai masalah dengan kelompok-kelompok kesejahteraan hewan yang membayar untuk mendapat rekaman.

"Saya pikir penting bahwa organisasi yang peduli terhadap kesejahteraan hewan mengambil langkah yang benar-benar diharapkan untuk mengungkap kebenaran," kata Steele-John.

Diangkat akhir 2018

Desember lalu, ABC melaporkan bahwa pendukung pemerintah, Barnaby Joyce, telah memakai hak istimewa Parlemen untuk mengklaim pelapor ekspor domba hidup dibayar sekitar $ 200.000 (atau setara Rp 2 miliar).

Footage supplied to 60 Minutes shows conditions aboard a live export shipTHIS VIDEO CONTAINS FOOTAGE THAT MAY BE DISTRESSING TO SOME...

Space to play or pause, M to mute, left and right arrows to seek, up and down arrows for volume.

THIS VIDEO CONTAINS FOOTAGE THAT MAY BE DISTRESSING TO SOME VIEWERS: Sheep bound for the Middle East ( ABC News )

Rekaman yang menunjukkan kematian domba di atas kapal ekspor ternak hidup menuju ke Timur Tengah itu menyebabkan perdebatan sengit wacana industri mana yang harus ditutup.

Animals Australia memperoleh rekaman, yang diterbitkan oleh program 60 Menit pada bulan April 2018, itu.

Berbicara di Parlemen pada 5 Desember, mantan Wakil Perdana Menteri tersebut mengatakan si pelapor itu dibayar, tetapi tidak mengatakan siapa sosoknya.

"Di mana sosok yang bertanggung jawab merawat mereka? Ia merupakan orang yang mereka mengambil rekaman itu, ia ialah orang yang mengambil gambar itu. Dan sekarang ia menjual rekamannya, ia telah dibayar dan ia tinggal di Pakistan," kata Joyce kepada Parlemen.

"Saya pikir ia mendapat lebih dari $ 200.000 (atau setara Rp 2 milyar) untuk itu."

Animals Australia membantah bahwa pihaknya, atau program 60 Menit, memberikan pembayaran apapun untuk rekaman tersebut.

Komentar Joyce di Parlemen muncul selama minggu yang sama ketika eksportir mengumumkan larangan yang diberlakukan atas ekspor domba hidup selama musim panas di belahan utara Bumi tahun depan.

Simak isu ini dalam bahasa Inggris di sini.

Ikuti berita-berita lain di situs ABC Indonesia.

Comments