Ada Ustadz Bilang Berwisata ke Borobudur Haram, Begini Kata Sandiaga Uno

Spots & Destinasi

Travel / Spots & Destinasi

Ada Ustadz Bilang Berwisata ke Borobudur Haram, Begini Kata Sandiaga Uno

Ada Ustadz Bilang Berwisata ke Borobudur Haram, Begini Kata Sandiaga Uno

KEPONEWS.COM - Ada Ustadz Bilang Berwisata ke Borobudur Haram, Begini Kata Sandiaga Uno DUNIA maya dihebohkan oleh pernyataan seorang pemuka agama yang menyebut bahwa berwisata ke Candi Borobudur haram hukumnya. Merupakan Ustadz Sofyan Chalid yang melontarkan statement kontroversial ters...

DUNIA maya dihebohkan oleh pernyataan seorang pemuka agama yang menyebut bahwa berwisata ke Candi Borobudur haram hukumnya.

Merupakan Ustadz Sofyan Chalid yang melontarkan statement kontroversial tersebut. Seperti diketahui, Candi Borobudur merupakan salah satu destinasi wisata ikon Indonesia, yang bahkan masuk sebagai salah satu dari 7 keajaiban dunia.

Terkait omongan pemuka agama itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno memilih menangapinya secara diplomatis. Menurut dia, Candi Borobudur merupakan bagian dari sejarah Nusantara.

Tak hanya itu, Borobudur juga menjadi destinasi wisata super prioritas yang perlu dijaga kelestariannya dan menjadi pembuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar.

Heboh Pemuka Agama Sebut Berwisata ke Candi Borobudur ialah Perbuatan Haram

Sandi menegaskan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) hanya menjalankan fungsinya sesuai dengan Nomor 10 tahun 2009 dan Nomor 24 tahun 2019 perihal Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, serta merespons pendapat-pendapat di masyarakat.

Candi Borobudur

(Foto: Instagram/@imannadwa)

"Kita sebagai negara demokrasi ya mengacu kepada arahan atau panutan sesuai dengan bimbingan masing-masing dan di sini tentunya Kementerian Agama dan MUI yang mempunyai otoritas," tuturnya.

Lebih lanjut, menurut Sandi, wajah Indonesia merepresentasikan keragaman suku, bahasa, budaya serta agama. Terlebih kekuatan paling besarnya merupakan Bhinneka Tunggal Ika.

Ia pun sempat membaca sebuah buku, di mana di dalamnya memaparkan perihal sejarah kesultanan Demak Bintoro. Bahwa dulu Walisongo, serta Raden Patah yang menjadi sultan pertama justru sangat menghargai keragaman atau kearifan lokal yang sudah ada, seperti di Indonesia.

Comments