Ada Sambal 'Ganja' di Festival Pedazz Semarang

Food & Kuliner

Travel / Food & Kuliner

Ada Sambal 'Ganja' di Festival Pedazz Semarang

Ada Sambal 'Ganja' di Festival Pedazz Semarang

KEPONEWS.COM - Ada Sambal 'Ganja' di Festival Pedazz Semarang Festival Makanan Pedazz yang digelar selama sepekan di pelataran Mal Sri Ratu Kota Semarang, Jawa Tengah rupanya menjadi magnet bagi penggila masakan sambal dari banyak sekali daerah. Salah satu yang...

Festival Makanan Pedazz yang digelar selama sepekan di pelataran Mal Sri Ratu Kota Semarang, Jawa Tengah rupanya menjadi magnet bagi penggila masakan sambal dari banyak sekali daerah. Salah satu yang cukup membuat penasaran pengunjung merupakan menu Ayam Kalasan Sambal Ganja.

Nama menu ini terbilang cukup unik dari sekitar 60 stan masakan pedas yang disajikan panitia. Semenjak hari pertama festival hingga saat ini, masakan nyentrik nan pedas itu tak pernah sepi dari pembeli. Masakan nendang itu berada di stand Warung Sego Koyor Mak Wen.

Arif Ariya selaku pemilik warung tersebut mengaku jikalau sambal ganja yang disajikan tidak benar-benar berbahan daun ganja. Sambal yang dimaksud merupakan sambal khas Aceh yang diolah dengan cara khusus serta dengan bumbu yang khusus pula.

"Sambal Ganja ini bahannya cabai, udang, daun jeruk, blimbing wuluh, serai muda, diulek. Bahannya memang khusus untuk medapatkan tingkat kepedasan yang khas, " kata Arif di stand miliknya, Minggu, 2 Desember 2018.

Untuk mengolah sambal Aceh ini, Arif pun tak segan membeberkanya. Terlebih dahulu cabai, terasi, dan udang yang telah ditumbuk halus digoreng dulu. Namun yang berbeda bawang merah dipisahkan dan jangan digoreng.

"Cara ini untuk medapatkan rasa sambal dengan bawang merah yang segar. Selain pedas tapi nendang, " ucapnya.

Perpaduan antara ayam khas Yogyakarta dan sambal khas Aceh itu ternyata cukup nikmat. Ayam gurih dan sambal dengan citarasa khas yang wangi benar-benar nagih. "Ini memang bikin nagih, konon katanya saking enaknya sampai dikira pakai ganja," ujar Arif.

Firdaus Adinegoro selaku Koordinator Komunitas Masakan Semarang menambahkan, masakan ayam Kalasan sambal ganja memang punya keunikan tersendiri. Selain rasa sambalnya yang bikin nagih, katanya, empuknya daging ayam juga menambah kelezatan tersendiri.

"Yang buat ketagihan para pembelinya itu ya di bagian sambal ganjanya. Memang enggak mengandung ganja beneran. Tapi pedasnya yang membuat ketagihan banyak orang. Itu resep sambal asli dari Aceh," katanya.

image_title

Di Semarang Ada Pizza Versi Indonesia, Disajikan Pakai Tampah

image_title

Mau Cicipi Lumpia hingga Masakan Jadul Semarang? Ke Sini Yuk!

image_title

4 Rekomendasi Lumpia Hits di Semarang, Mana yang Paling Enak?

Menurutya, julukan resep masakan ayam Kalasan sambal ganja merupakan bumbu warisan nenek moyang. Hanya saja, menurut Firdaus, menu tersebut dikombinasikan dengan gaya memasak Jawa dan Tanah Rencong.

Menu Ayam Kalasan Sambal Ganja di Festival Makanan Pedazz di Semarang

Di dalam masakan tersebut, ada tambahan perasan jeruk purutnya. Kemudian diberi cuilan terasi dan beberapa lembar daun jeruk sebagai penambah aroma.

"Mengingat orang Semarang sudah bisa mengonsumsi masakan pedas. Dengan bumbu dan rasa yang kuat ternyata bisa diterima warga. Sehingga ada varian rasa tidak hanya identik dengan yang manis saja," tuturnya.

Untuk satu porsi, Ayam Kalasan sambal ganja dijual selama Festival Makanan Pedazz hanya Rp25 ribu. Selain sambal ganja yang nonjok di lidah itu, Festival Makanan Pedazz di tahun ini juga menyuguhkan ragam menu kaya cabai lainnya. Mulai sambal tongkol, sambal Aceh, sambal balado, sambal Manado, sambal paruh gongso hingga sambal balado tempe pete.

Festival Makanan Pedazz

Semenjak dibuka pada Rabu, 27 November hingga hari ini, festival pedazz cukup banyak dikunjungi ribuan warga dari dalam maupun luar kota. Selain membludaknya pengunjung, suasana festival yang dibuka pada pukul 08.00 sampai 22.00 WIB itu juga cukup khas. Aroma pedas langsung tercium dan beberapa pengunjung sampai bersin. Selama enam hari dibuka, pihaknya menargetkan pengunjung hingga 5-6 ribu orang.

"Paling ramai saat jam makan siang. Kami juga menggelar lomba makan pedas setiap pukul 13.00 dan pukul 19.00 WIB. Tema makanannya juga variatif, "ujar Firdaus. (ren)

Comments