7 Cara Mati Paling Keren

Unik

Ragam / Unik

7 Cara Mati Paling Keren

7 Cara Mati Paling Keren

KEPONEWS.COM - 7 Cara Mati Paling Keren Mempunyai hidup tepat memang ialah keinginan semua orang. Tapi kalau kematian yang indah? Ya, mungkin semua orang menginginkannya, namun tak semuanya benar-benar mengejar kematian yang diinginkan. Pad...


Mempunyai hidup tepat memang ialah keinginan semua orang. Tapi kalau kematian yang indah? Ya, mungkin semua orang menginginkannya, namun tak semuanya benar-benar mengejar kematian yang diinginkan.

Padahal, kematian yang bagus akan menentukan hidup kita setelahnya. Dalam agama, akhirat merupakan hal nyata dan baik buruknya kehidupan di sana selalu bergantung dengan bagaimana kematian.

Baik buruk kematian biasanya bergantung bagaimana dengan hidup. Jadi, kalau hidupnya biasa-biasa saja, maka kematiannya pun takkan spesial.

Tapi sebaliknya, ketika seseorang selama hidupnya banyak melakukan hal hebat dan bermanfaat besar, biasanya matinya akan sangat luar biasa dan menghebohkan.

Enaknya bisa mati dengan cara asyik, tak hanya bisa jadi kabar isu yang bagus, tapi bagi yang mengalaminya pasti jadi berkah tersendiri. Nah, berikut ialah skenario kematian yang paling diinginkan banyak orang, seperti yang dikutip dari tribunnews.com.

1. Mati Dalam Dekapan Istri

Kematian terbaik sebenarnya ialah di saat yang paling membahagiakan. Bagi yang sudah punya pasangan, merasakan dekapan istri rasanya tak bisa terlukiskan.

Saat itu, kita ada di posisi paling nyaman dan dalam kondisi cinta yang begitu besar kepada istri. Mati dalam keadaan yang serba bahagia seperti itu tentu saja tak semua orang bisa.

Mati dalam dekapan istri ialah wujud kecintaan seorang suami yang besar. Apalagi sebelum menghembuskan nafas terakhir, sempat mengutarakan rasa cinta yang bikin istri tersipu malu.

Mungkin sangat menyakitkan bagi yang ditinggal, tapi ini akan jadi memori yang justru punya sisi membahagiakan daripada kesedihan.

2. Mati Setelah Bersedekah Semua Harta

Harta tak pernah akan dibawa mati, takkan pernah. Namun, mereka bisa dibawa si empunya jikalau sebelumnya telah disedekahkan. Bahkan esensi harta yang kekal atau yang kita bawa mati, justru ialah yang dikeluarkan, bukan yang disimpan.

Mati setelah menyedekahkan seluruh harta bisa dibilang untung luar biasa. Alasannya, ini seperti kita berhasil menyelamatkan brankas uang dari kebakaran. Rasanya pasti lega luar biasa bukan?

Apalagi jikalau harta yang disedekahkan itu digunakan untuk kebaikan. Tidak cuma mendapatkan pahala sedekah, kita juga bakal mendapatkan kebaikan yang terus menerus. Sepanjang harta yang dikeluarkan tadi digunakan untuk hal-hal positif.

3. Mati Setelah Menemukan Obat Paling Mujarab di Dunia

Setelah melakukan kebaikan selalu rasanya nyaman dan hangat di hati. Apalagi bila yang dilakukan merupakan kebaikan yang besar. Misalnya saja menemukan obat paling mujarab di dunia. Rasanya tentu sangat menyenangkan ketika tahu setiap orang bisa sembuh dengan obat yang kita ciptakan.

Mati setelah melakukan hal ini merupakan keberuntungan tersendiri. Tak hanya karena kita bakal dapat pahala yang tak ada putusnya, nama kita juga bakal terus dikenang. Ditulis dalam buku-buku sejarah, ditulis dalam literatur kedokteran, bahkan sampai dibikinkan museum sendiri. Kematian yang tak buruk, bukan?

4. Mati Setelah Menumpas Kejahatan Besar

Seandainya Superman ada di dunia nyata, maka ketika mati ia akan selalu dikenang karena kebaikannya yang besar. Meskipun fiksi, namun bukan berarti kita tak bisa melakukan jalan hidup seperti sang pahlawan. Akan selalu ada tempat yang membutuhkan kebaikan dan keadilan.

Mblo, Ini Lho 7 Tipe Pria yang di Idam-Idamkan Wanita

Namun, mengingat kita bukan Superman, maka berjuang atas nama kebaikan sudah pasti membawa dampak. Entah luka fisik, lebih-lebih mati. Namun, kematian setelah membela kebenaran bukanlah hal yang patut disesalkan. Selain ini ialah kematian terbaik, jasa dan nama kita akan selalu dikenang. Cerita kebaikan kita pun akan menginspirasi dan pada akhirnya kebaikan akan kembali menaungi kita di alam yang lain.

5. Mati Dalam Keadaan Tidur

Tidur ialah saudaranya mati. Saat tertidur kita memang masih hidup, namun sejatinya kita mati. Tidur dalam kematian menurut banyak orang merupakan sebaik-baiknya cara untuk meninggal. Tanpa rasa sakit, tanpa meraung-raung, tenang dan seperti tidak ada beban.

Tidur ialah saat terbaik dalam 24 jam, di mana tubuh kita ada di posisi paling nyaman. Maka, tak ada momen yang lebih enak lagi untuk mati selain dari tidur. Ditambah lagi, jikalau sebelumnya telah bermimpi indah. Kita memang tak berharap mati cepat, namun bila bisa memilih, maka tidur merupakan permintaan terbesar kita.

6. Mati Setelah Membayar Hutang Miliaran Rupiah

Hutang yang tak terbayarkan setelah mati, ibarat kita tengah berjuang dengan bergelantungan di ujung sebuah tebing. Namun, di bawah kaki kita ada sebuah beban yang membuat usaha untuk menepi dari jurang makin susah. Hutang merupakan kewajiban, bahkan sampai mati pun nilainya tetap wajib.

Hutang setelah kematian bisa dibebaskan, syaratnya si empunya uang tulus atau ada sanak saudara yang membayarkan hutang. Selama masih belum tercapai dua syarat ini, kehidupan setelah kematian takkan mudah. Begitu yang dikatakan agama. Maka, dengan demikian mati setelah membayar hutang merupakan yang terbaik. Ibaratnya kita melepaskan diri dari beban berat dan kemudian bisa lari sekencang-kencangnya tanpa takut si beban itu akan kembali lagi.

7. Mati Dalam Keadaan Tanpa Dosa

Selain hutang, dosa ialah pemberat kita setelah mati. Ya, makin besar dosa maka makin susah menjalani kehidupan selanjutnya. Maka, skenario mati selanjutnya yang paling diinginkan manusia ialah meninggal tanpa dosa.

Bagaimana bisa meninggal tanpa dosa? Ya, tentu setelah kita bertaubat dan mengakui dosa-dosa. Bukankah, Tuhan Maha penerima taubat? Sangat indah bila kita bisa meninggal dalam keadaan seperti ini.

Kematian ialah hal yang tak mungkin bisa diketahui. Bisa sedetik lagi, bisa beberapa menit lagi, atau bahkan 50 tahun lagi. Dalam waktu yang tidak tertentu itu kematian akan terjadi dan biasanya cara seseorang mati akan sama seperti kebiasaannya saat hidup.

Nah, sebagai aksi preventif biar tidak mengalami kematian buruk, maka tak ada jalan lain selain menghentikan kebiasaan buruk dan kemudian diganti dengan yang baik-baik. Masih selalu ada kesempatan, mumpung kematian belum menunjukkan tandanya.

Comments