JAKARTA - Perekonomian global dikabarkan tengah unjuk tanduk. Pasalnya, perekonomian global kini terus mengalami penurunan setiap triwulannya.
Bayang-bayang resesi ekonomi global ini membuat negara-negara dunia pun mulai khawatir. Tak terkecuali juga Indonesia, apalagi pada tahun lalu ekonomi dalam negeri banyak diterpa masalah global.
Benarkah Ekonomi Indonesia Terancam Resesi? Ini Kata Gubernur BI
Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga telah mengingatkan kepada para pengusaha untuk bersiap diri menghadapi resesi ekonomi global. Menurut Jokowi, resesi ekonomi global diperkirakan akan datang dalam jangka waktu 1,5 tahun ke depan.
Okezone merangkum fakta-fakta menarik mengenai sinyal resesi global, Jakarta, Sabtu (21/9/2019):
1. BI Menilai Ekonomi RI 2019 di Bawah Titik Tengah
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia terpengaruh kondisi global saat ini. Di mana, kondisi perekonomian global sedang kurang menguntungkan.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, ekspor diperkirakan belum membaik seiring permintaan global dan harga komoditas yang menurun. Meskipun beberapa produk ekspor manufaktur seperti kendaraan bermotor tetap tumbuh positif.
"Kondisi ini berdampak pada belum kuatnya pertumbuhan investasi, khususnya investasi nonbangunan," ujarnya dalam konferensi pers, Jakarta.
Jokowi Sebut Resesi Ekonomi Global Akan Terjadi 1,5 Tahun ke Depan
2. Benarkah Ekonomi Indonesia Terancam Resesi? Ini Kata Gubernur BI
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, masyrakat tidak perlu khawatir jikalau Indonesia akan mengalami resesi. Pasalnya, saat ini ekonomi Indonesia masih tumbuh stabil di kisaran 5%.
Menurut Perry, pada tahun ini Indonesia diperkirakan mengalami pertumbuhan dikisaran 5,1%. Sedangkan tahun depan ekonomi Indonesia diperkirakan bisa tumbuh dikisaran 5,3%.
Sedangkan inflasi juga pemerintah masih bisa dijaga pada level rendah Diperkirakan, inflasi tahun ini berada di bawah sasaran dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah 3,5% plus minus 1%.
Selanjutnya
Comments