SALAH satu saksi bisu dari musibah Tsunami Aceh 26 Desember 12 tahun silam adalah kapal Lampulo. Kapal besar milik nelayan yang kini terdampar di atas rumah penduduk telah dijadikan tempat wisata dan lokasi untuk mengenang musibah besar tersebut.
Kapal tersebut adalah kapal nelayan yang sering digunakan oleh masyarakat Lampulo di Banda Aceh untuk melaut. Kapal apung Lampulo yang terdampar terletak tidak jauh dari pelabuhan perikanan, sekitar 1 kilometer dari dermaganya.
Bagian rumah yang masih kokoh di bawah kapal sebagian dijadikan museum yang memiliki galeri foto-foto kota Banda Aceh sesaat, setelah, dan sesudah kejadian tsunami. Untuk melihat kapal lebih dekat, tersedia tangga dan jembatan yang bisa dinaiki pengunjung.
Saksi sejarah ini kini dipelihara Pemerintah Kota Banda Aceh di Gampong Lampulo, Banda Aceh, sebagai situs wisata Kapal Apung Lampulo. Dikutip dari laman Disbudpar Aceh, dengan tarif sekitar Rp20.000, pengunjung akan diantar langsung menuju situs kapal apung Lampulo dengan menggunakan becak bermotor.
Untuk menuju ke lokasi ini para pengunjung dapat menggunakan kendaraan pribadi ataupun menggunakan becak bermotor, karena tidak ada angkutan umum yang melintasi daerah ini. Becak motor dapat ditemukan di terminal bus atau di pasar Aceh yang berada di pusat kota. Alternatif lainnya dapat menyewa taksi dari bandara (sejenis mobil avanza atau APV).
Comments